SuaraWamena - Sejak duluh
menjelang 17 Agustus Pemerintah Kabupaten Jayawijaya melaksanakan
Karnaval setiap tahunnya. Biasanya peserta yang ikut dalam Karnaval adalah
siswa dan siswi TK - Perguruan Tinggi semuanya tampil dengan busana dan atribut
masing-masing.
Pada hari Kamis 11 Agustus 2016, ada pemandangan
agar bedah dan tidak seperti biasanya ribuan siswa dari sejumlah sekolah
di kota Wamena hadir dalam Karnaval dengan berhiasan motif bendera Bintang
kejora di tubuh mereka, dilaporkan semua siswa dan siswi itu menghias tubuh
mereka dengan bendera Bintang Fajar yang merupakan simbol Papua merdeka.
Aktivis
Papua Merdeka di wamena mengatakan, kami sampaikan kepada dunia internasional
bawah , rakyat bangsa West Papua ingin bebas dari penjajahan kolonial
Indonesia, diharapkan semua pihak memahami hal ini dengan baik. Apa yang
ditampilkan sejumlah siswa itu adalah bukti.
Karena
, guru-guru semua sekolah dari dasar sampai peguruan tinggi harus memahami
dengan baik sikap siwa/I yang sementarah berniat untuk merdeka atau kebebasan
dari segala macam acaman dari kekerasan terhadap rakyat bangsa West Papua dari
tahun 1960-an sampai 2016 ini, maka dengan sejujurnya bawah semua siwa ikut
dengan Karnaval atau mempringati hari HUT 17 agustus ,NKRI bukan karena kami
ras Melanesia, bukan melayu kami adalah sesungguhnya Melanesia titik.
Salah
satu siswa mengaku bahwa, semua ini paksaan dari semua dewan guru maka kami
semua siwa dan siswa dari Sekolah Dasar sampai penguruan tinggi hanya mengikuti
saja tautnya dikeluarkan dari sekolah dan kami sampaikan pesan kepada bapak
Bubati dan yang kerja di pemeritah kolonial Indonesia segera, atau harap di
pahami baik sikap dari rakyat bangsa West Papua dan kami semua sedang
mengikuti perkembangan yang terjadi di Jawa dan Bali, mahasiwa Papua
didiskriminasi oleh ormas dan Aparat Kepolisian Indonesia.
Maka
sekarang pada Karnaval ini kami semua siswa menhiasi badan kami dengan bendera
Bintang Fajar artinya kami mau merdeka dari dari penjajah Indonesia. Maka kami
dari siswa siswi harap kepada Kapolres Jayawijaya mohon dimengarti bahwa kami
tidak menghias bendera Merah Putih walaupun ini dalam rangah Hari Ulang
Tahun Indonesia, kami menghias dengan bendera Bintang Fajar arti kami ingin
merdeka dan bebas dari penjajahan Indonesia.
Kami
semua siswa dari Sorong - Merauke , memahami perjuangan Papua merdeka dan juga
kami kenal sebuah wada persatuan United Liberation Movement for West Papua
(ULMWP) dan semua agenda di tingkat Melanesia Spearhead Group (MSG) dan dunia
internasional. Maka kami semua menolak cara kolonial Indonesia memaksakan kami
untuk memperingati hari ulang Tahun negara mereka. Mohon dihentikan pembusukan
dari bangsa kolonial. Ujar sejumlah siswa yang tidak mau disebutkan namanya
itu.